Prof. Zudan Dukung Peran Dharma Wanita Persatuan BKN dalam Mempersiapkan Generasi Emas 2045
Jakarta – Humas BKN, Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2025, Dharma Wanita Persatuan Badan Kepegawaian Negara atau DWP BKN menginisiasi program dan kegiatan DWP yang mendukung kesejahteraan anak-anak Indonesia, khususnya di lingkup para ASN. Oleh karena itu, Kepala BKN Prof. Zudan mendukung program rencana kerja DWP BKN yang mendorong pembangunan generasi emas Indonesia melalui aspek pendidikan, dengan mencontohkan sejumlah negara-negara maju yang telah menjadikan sektor pendidikan sebagai aset dan investasi SDM di negaranya.
“Kita bisa lihat negara-negara maju seperti Singapura, Jepang, dan Korea Selatan sudah berinvestasi pada pendidikan sehingga investasi terbaik adalah pendidikan anak. Untuk itu, dari pendidikan kita sekolahkan anak setinggi-tingginya. Kedua untuk memenuhi dan memenuhi bakat, yang hobi olahraga masukan anak ke klub olahraga, hobi seni masukkan ke klub sanggar tari dan lain sebagainya. Jadi ada langkah-langkah yang kita siapkan sebagai orang tua dengan langkah yang konkret. Kita tidak bisa mngatakan anak harus tangguh tapi tidak pernah dilatih untuk tangguh,” ucapnya dalam webinar nasional bertajuk Hari Anak Nasional dengan tema Pembentukan Karakter Anak Indonesia Hebat untuk Mempersiapkan Generasi Emas 2045, Selasa (29/07/2025) secara daring.
Senada dengan pernyataan Kepala BKN tersebut, Ketua DWP BKN Ninuk Triyanti Zudan mengatakan DWP BKN berperan strategis dalam mempersiapkan Generasi Emas 2045, antara lain penguatan peran keluarga, pendidikan karakter dan literasi anak, pemberdayaan perempuan dan ekonomi keluarga, advokasi dan kolaborasi dengan pemerintah dan digitalisasi dan adaptasi era Revolusi Industri 4.0. “Peran sebagai pendidik dalam keluarga, penggerak komunitas, dan mitra pemerintah, DWP dapat berkontribusi nyata dalam menciptakan generasi unggul, berkarakter, dan siap menyongsong Indonesia Emas 2045. Kita tidak bisa menyiapkan masa depan untuk anak kita. Namun, kita bisa menyiapkan mereka untuk menghadapi masa depan,” ucapnya.
Pada waktu yang sama, perwakilan Pusat penguatan Karakter (Puspeka) yakni Dian Srinursih mengungkapkan tantangan penguatan karakter di Indonesia, antara lain kurang tangguh menghadapi tantangan dan tekanan, terpapar narkoba, obesitas, kecanduan gadget, terjerat praktik judi online, gangguan mental, seperti gangguan kecemasan, depresi dan ADHD, terpapar konten pornografi. Untuk itu, pemerintah berupaya membangun sumber daya manusia melalui penguatan pendidikan karakter melalui pembiasaaan di satuan Pendidikan dengan program Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (G7KAIH), Pertemuan Pagi Ceria dan Gerakan Kepanduan dan Ekstrakurikuler Lainnya.
Dian menambahkan, G7KAIH membangun kebiasaan anak antara lain, Bangun Pagi, Beribadah, Berolahraga, Makan Sehat dan Bergizi, Gemar Belajar, Bermasyarakat, Tidur Cepat. Mengimbau anak2 di sekolah melakukan Pertemuan Pagi Ceria, yaitu melaksanakan senam pagi “Anak Indonesia Hebat”, Menyanyikan Lagu Indonesia Raya, dan Berdoa sesuai keyakinan. Kemudian mendorong anak-anak untuk melakukan Gerakan kepanduan dan ekstrakulikuler lainnya seperti krida, karya ilmiah, Latihan olah bakat dan olah minat, keagamaan, dan bentuk lainnya.
Penulis/foto: mia
Editor: des

