Berdaya, Berkarya, Bermartabat: DWP BKN Perkuat Peran Perempuan Wujudkan Indonesia Emas 2045

Jakarta – Humas BKN, Perempuan harus berdaya agar mampu berkarya dan memberi manfaat bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa. Pesan inilah yang ditekankan Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Badan Kepegawaian Negara (BKN), Ninuk Trianti Zudan, dalam Sharing Session bertema “Dengan Semangat 45 DWP BKN Membangun Pemberdayaan Perempuan Menuju Indonesia Emas 2045” yang digelar secara hybrid, Kamis (28/8/2025) di Kantor Pusat BKN, Jakarta.
“Berdaya artinya memiliki kemampuan, skill, dan kesehatan, baik fisik maupun mental. Seperti saat naik pesawat, kita harus menyelamatkan diri sendiri dulu sebelum menolong orang lain. Begitu pula dalam kehidupan, kita harus sehat dan kuat dulu baru bisa memaksimalkan potensi untuk berkarya dan bermanfaat bagi orang lain,” ungkap Ninuk dalam sambutannya.
Ia menegaskan bahwa pemberdayaan perempuan di Indonesia memiliki kekhasan karena harus selaras dengan nilai agama, moral, dan kearifan budaya lokal. Perempuan dituntut mampu mengoptimalkan potensinya secara proporsional tanpa mengabaikan peran utama sebagai ibu dan istri dalam keluarga. Dengan begitu, perempuan dapat menjalankan peran ganda secara cerdas dan seimbang.
Namun, Ninuk juga mengingatkan masih banyak persoalan yang menghambat perempuan untuk berdaya penuh. Tantangan yang ia sebutkan antara lain keterbatasan akses pendidikan dan pelatihan, terutama di daerah tertinggal; keterbatasan ekonomi dan modal untuk mengembangkan usaha; hambatan sosial budaya yang bersifat patriarkis; kurangnya dukungan kebijakan di lingkungan kerja, seperti fasilitas daycare dan ruang laktasi; kerentanan terhadap kekerasan, baik verbal, fisik, maupun seksual; serta minimnya partisipasi dalam pengambilan keputusan.
Sebagai solusi, DWP BKN merencanakan sejumlah aksi nyata, seperti memperkuat program pendidikan, khususnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dinilai sebagai investasi jangka panjang; menggalakkan program penguatan ekonomi melalui koperasi dan pameran produk usaha anggota; berkolaborasi dengan berbagai stakeholder dan lembaga terkait untuk mengadvokasi kebijakan yang mendukung perempuan; menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif termasuk menyediakan fasilitas pendukung bagi ibu bekerja; serta memberikan perhatian khusus pada kelompok rentan. “Strategi ini penting agar perempuan tidak hanya hadir, tetapi juga memiliki suara dan pengaruh nyata dalam pembangunan. Kita ingin perempuan ASN BKN tampil sebagai agen perubahan yang membawa energi positif,” tegasnya.
Sebagai penutup, Ninuk kembali menegaskan peran sentral perempuan dalam membangun bangsa. “Perempuan sangat berharga. Ia adalah tiang negara dan madrasah pertama bagi putra-putrinya. Mari kita bersama-sama wujudkan perempuan yang berdaya, bermartabat, dan berkarya untuk Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.
Penulis: fi
Editor: bp

