Kepala BKN, Prof. Zudan: Target Asta Cita Presiden Memerlukan Sumber Daya ASN dengan Keahlian Strategis di Berbagai Sektor
Bandung – Humas BKN, Dalam Rapat Koordinasi Paguyuban PANRB Tahun 2025, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Prof. Zudan menggarisbawahi mengenai penguatan keterpaduan penyelenggaraan pelayanan ASN, dan strategi kolaborasi dalam Paguyuban PANRB. Dengan perkembangan signifikan jumlah ASN yang terus meningkat dari 4,2 juta menjadi lebih dari 5,5 juta, Prof. Zudan menyebut kenaikan ini menjadi indikator besarnya kebutuhan peningkatan kualitas aparatur agar mampu menjalankan tugas negara yang semakin kompleks, terlebih seluruh anggaran APBN dan APBD dikelola oleh ASN.
Prof. Zudan juga mengaitkan urgensi ini dengan visi Presiden yang menargetkan percepatan pencapaian Asta Cita dalam 5 (lima) tahun pertama. “Seluruh aspek Asta Cita, mulai dari penguatan nilai kebangsaan, pembangunan ekonomi, penguatan SDM, hingga reformasi birokrasi, merupakan mandat yang pelaksana utamanya adalah ASN. Oleh sebab itu, kompetensi ASN menjadi penentu keberhasilan berbagai agenda pembangunan nasional,” ungkap Prof. Zudan, Kamis (20/11/2025) di Bandung.
Kepala BKN juga mengungkapkan bahwa tantangan terbesar saat ini adalah belum meratanya SDM aparatur yang memiliki keahlian strategis. Banyak kebutuhan profesi yang belum terpenuhi, seperti analis kemiskinan, analis ekonomi, ahli inflasi, hingga tenaga profesional pada bidang ekonomi hijau dan ekonomi biru. Kondisi ini tampak nyata ketika beberapa daerah menghadapi inflasi namun tidak memiliki tenaga ahli yang memahami strategi pengendaliannya.
Merujuk pada pengalamannya saat bertugas di daerah, Prof. Zudan mengungkapkan bahwa pengendalian inflasi sering dilakukan dengan cara yang kurang tepat, seperti memasok barang dari luar daerah sehingga menurunkan harga namun merugikan produsen lokal. Menurutnya, Indonesia yang merupakan negara produsen sekaligus konsumen, membutuhkan pendekatan berbeda. Kebijakan harus mampu menjaga keseimbangan antara keuntungan produsen dan perlindungan konsumen.
Oleh sebab itu, Prof. Zudan mengarahkan untuk menggunakan pendekatan yang lebih efektif, di mana membiarkan produsen menikmati kenaikan harga, dan sementara konsumen dibantu melalui subsidi. Pola kebijakan ini membutuhkan 3 (tiga) peran ASN yang kuat, yakni perancang kebijakan yang memahami isu teknis, pelaksana lapangan yang memastikan implementasi tepat sasaran, dan agen perubahan yang mampu berkomunikasi dengan pedagang dan rantai pasok. “Pendekatan ini terbukti berhasil diterapkan di Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan, yang kemudian meraih penghargaan sebagai daerah dengan pengendalian inflasi terbaik,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Prof. Zudan juga menegaskan diperlukannya penyediaan ASN ahli di bidang strategis harus menjadi prioritas nasional. KemenPANRB bersama BKN diharapkan menjadi pusat pengembangan talenta aparatur agar kebutuhan kompetensi di berbagai sektor dapat terpenuhi. Terakhir, Ia mengajak instansi jajaran paguyuban untuk melangkah dengan optimisme bahwa melalui penguatan kapasitas ASN, penyelarasan kebijakan, dan pengembangan kompetensi yang terstruktur, target-target dalam Asta Cita dapat dicapai dalam 5 (lima) tahun ke depan sehingga manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Rapat koordinasi yang diselenggarakan untuk memperkuat pencapaian bersama di bidang Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menuju tahun 2026 ini juga dihadiri jajaran Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Madya dan Pratama di seluruh instansi paguyuban PANRB, di antaranya Kementerian PANRB, Lembaga Administrasi Negara, Arsip Nasional Republik Indonesia, dan BKN sendiri.
Adapun forum pertemuan ini bertujuan sebagai kolaborasi dan penyelarasan strategi antara Kementerian/Lembaga dalam lingkup Paguyuban PANRB agar program prioritas di setiap instansi dapat berjalan secara selaras, efektif, dan berkelanjutan. Melalui forum ini, paguyuban berupaya memperkuat koordinasi, mempertajam arah strategis, serta menyusun kerangka kerja lintas lembaga guna mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi nasional.
Penulis/foto: ald
Editor: des

