skip to Main Content

Optimalisasi Peningkatan Nilai SAKIP, BKN Gelar FGD Penyusunan Pohon Kinerja

Jakarta – Humas BKN, Badan Kepegawaian Negara (BKN) terus berkomitmen untuk melakukan perbaikan dalam pengimplementasian SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) di lingkungan BKN. Hal ini terlihat dari nilai SAKIP yang terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2023, hasil evaluasi akuntabilitas kinerja BKN sebesar 68,82 atau predikat B. Hal ini disampaikan oleh Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi BKN Myrna Amir pada acara Diskusi Kelompok Terpumpun Tentang Penyusunan Pohon Kinerja Sebagai Pemenuhan Indikator Penilaian SAKIP BKN yang diselenggarakan di Le Meridien Hotel Jakarta pada Jumat (5/1/2024).

Lebih lanjut Myrna menyampaikan, komponen yang mengalami peningkatan tertinggi yaitu pada evaluasi akuntabilitas kinerja internal dan pelaporan kinerja. Sedangkan pada komponen perencanaan dan pengukuran kinerja masih banyak hal yang perlu ditingkatkan. “Beberapa hal yang menjadi catatan pada hasil evaluasi AKIP BKN terdapat pada komponen perencanaan kinerja, terutama terkait dengan pohon kinerja yang disusun sebelum dokumen rencana strategis dibuat,” ujar Myrna.

Menurutnya, pohon kinerja pada BKN telah disusun namun masih diperlukan penyempurnaan dengan mengacu pada Peraturan Menteri PANRB Nomor 89 Tahun 2021 tentang Penjenjangan Kinerja Instansi Pemerintah. “Pohon kinerja yang telah disusun belum teridentifikasi Critical Success Factor (CSF) atau faktor kunci keberhasilan yang secara tepat menggambarkan permasalahan faktual yang ada dalam BKN,” jelas Myrna.

Untuk meningkatkan pemahaman mengenai penjenjangan kinerja pada seluruh pegawai BKN, kegiatan ini menghadirkan narasumber Analis Anggaran Muda pada Kedeputian Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur, dan Pengawasan Kementerian PAN RB Firmansyah. Dalam paparannya, Firmansyah menyampaikan bahwa prinsip pohon kinerja meliputi logis, empiris, antisipatif, dinamis, wholistic, out of the box, matrelisme. Untuk menguraikan dan menentukan CSF, Firman mengatakan instansi dapat mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya isu/permasalahan strategis, dan kondisi yang diperlukan untuk mengatasi penyebab isu/permasalahan yang ada pada organisasi. Terakhir, Firman menyarankan agar mendapatkan CSF melalui diskusi, brainstorming, meminta pendapat para ahli, serta mengambil teori-teori yang relevan.

Penulis: Ratna

Back To Top