Leadership dalam Memfasilitasi Implementasi Budaya Belajar di BKN
Di tengah perubahan yang cepat, BKN sebagai lembaga pemerintahan perlu terus belajar agar tetap relevan dan kompetitif. Konsep Learning Organization menekankan pentingnya membangun budaya belajar yang berkesinambungan, di mana berbagi pengetahuan, berinovasi, dan kebebasan dalam menyampaikan gagasan menjadi bagian penting dari budaya organisasi yang eksis. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung proses pembelajaran, memberikan rasa aman secara psikologis, serta membuka ruang terhadap adaptasi perubahan, BKN dapat memperkuat komitmen kolektif dalam mengembangkan ide-ide segar. Peran pemimpin sangat krusial dalam membentuk budaya ini menjadi kokoh dan terus berkembang. Dengan mengadopsi salah satu komponen pada Learning Organization di Kementerian Keuangan yakni Learners, BKN sebagai organisasi pembelajar mendorong terwujudnya budaya belajar di tingkat organisasi yang disajikan pada tabel berikut:
Tabel 1: Peran Leader dalam Memfasilitasi Implementasi Budaya Belajar[1] Sumber: Kementerian Keuangan.
Aspek | Upaya yang Dilakukan | |
Peran Pemimpin dalam Pembelajaran | 1.
2. |
Memfasilitasi dan mendorong pembelajaran di organisasi.
Mengalokasikan sumber daya, menetapkan struktur organisasi, dan memberikan penghargaan dalam aktivitas pembelajaran. |
3. | Menunjukkan toleransi terhadap kesalahan, menjadi coach, role model, serta mengembangkan gagasan persuasi bagi anggota organisasi. | |
Implementasi Budaya Belajar | 1.
2. |
Mendukung inovasi untuk mendorong gagasan baru.
Memberikan keamanan psikologis untuk diskusi dengan memperhatikan kode etik. |
3. | Menanamkan mindset pengembangan budaya belajar organisasi. | |
4. | Membangun rasa percaya bahwa pemimpin mendukung ide-ide baru. | |
Komitmen Belajar Organisasi | Memberikan jaminan keamanan psikologis untuk mendorong keberanian dalam mengutarakan pendapat. |
Sinek (2009) menjelaskan bahwa pemimpin dan organisasi yang menginspirasi selalu memulai dengan WHY sebagai alasan mendasar atau tujuan yang lebih besar di balik tindakan mereka. Lebih lanjut menurut Sinek, orang tidak membeli apa yang kita lakukan, tetapi mereka membeli mengapa kita melakukannya.[2] Konsep The Golden Circle terdiri dari tiga lapisan lingkaran:
- Lingkaran pada lapisan pertama paling dalam yakni WHY adalah keyakinan atau tujuan utama yang mendasari segala tindakan.
- Lingkaran pada lapisan kedua di tengah yakni HOW adalah proses atau nilai yang membedakan suatu organisasi atau individu.
- Lingkaran pada lapisan ketiga paling luar yakni WHAT adalah produk atau layanan yang dihasilkan.
Berikut adalah hubungan antara konsep organisasi sebagai learners di BKN dengan teori Golden Circle dalam bentuk matriks yang menunjukkan bagaimana pendekatan Golden Circle dapat digunakan untuk memperjelas strategi BKN dalam membangun budaya Learning Organization yang berkelanjutan.
Tabel 2: Strategi Leader dalam Memfasilitasi Implementasi Budaya Belajar.
Golden Circle | Aspek | Strategi |
WHY | Budaya Belajar dalam Organisasi | Menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi, keamanan psikologis, dan pengembangan mindset pembelajaran agar organisasi terus berkembang secara berkelanjutan. |
HOW | Peran Pemimpin dalam Pembelajaran | Memfasilitasi pembelajaran, mengalokasikan sumber daya, memberikan penghargaan, membangun rasa percaya diri pegawai melalui coaching, mampu menginspirasi as role model, serta menunjukkan sikap sabar dan toleransi terhadap kesalahan. |
Implementasi
Budaya Belajar |
Menanamkan kepada pegawai memiliki mindset pribadi pembelajar dan membangun rasa percaya terhadap leaders. | |
WHAT | Komitmen Belajar Organisasi | Jaminan rasa aman pegawai dalam menyampaikan ide/gagasan dan pendapat. |
Kesimpulan dari tulisan ini adalah leadership memiliki peran kunci untuk memberikan dukungan fasilitasi BKN dalam meningkatkan kapasitasnya sebagai organisasi melalui budaya belajar agar tetap relevan dan kompetitif di tengah perubahan yang cepat. Melalui Golden Circle dari Sinek, dapat diidentifikasi leadership strategy dengan mengadopsi komponen learners pada Learning Organization di Kementerian Keuangan yang disesuaikan dengan kebutuhan leadership strategy di BKN. Dari hasil analisis dihasilkan pengelompokan aspek leadership strategy, yaitu:
- WHY yakni budaya belajar dalam organisasi BKN dengan menciptakan lingkungan pembelajar berkelanjutan yakni suatu kondisi atau ekosistem pendidikan yang dirancang untuk mendukung proses belajar secara terus-menerus, adaptif, dan relevan dengan kebutuhan masa kini dan masa depan yang tidak hanya terbatas pada ruang kelas formal, tetapi meluas ke tempat kerja, komunitas, bahkan ruang digital.
- HOW yakni peran pemimpin dalam pembelajaran dan dalam implementasi budaya belajar yang berbasis fasilitasi, respectful, inspiratif, membangun mindset dimana pemimpin bukan lagi sekedar pemberi instruksi atau pengontrol, tetapi bertindak sebagai pemantik, fasilitator, dan role model pembelajar sepanjang hayat.
- WHAT yakni komitmen belajar organisasi yang dipenuhi jaminan rasa aman yang merupakan pondasi penting bagi terciptanya organisasi pembelajar yang tangguh, adaptif, dan manusiawi yang bukan sekedar menyediakan pelatihan, tapi membangun ekosistem di mana semua orang merasa aman untuk tumbuh, gagal, dan mencoba lagi.
Referensi:
[1] Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 283/ KMK.011/ 2021 tentang Implementasi Organisasi Pembelajar (Learning Organization) di Lingkungan Kementerian Keuangan
[2] Sinek, S. (2009). Start with why: How great leaders inspire everyone to take action. Portfolio.
Penulis : Tri Andriyas, S.Pd., M.K.P.
Unit : Biro Perencanaan dan Organisasi